Furnitur Jepara sudah sangat terkenal baik baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini tidak terlepas dari bahan furnitur dasar khas Jepara yang terbuat dari kayu terbaik seperti kayu jati atau kayu mahoni.
Sedangkan untuk pasar ekspor, negara-negara seperti Eropa dan Amerika lebih memilih kursi set bergaya klasik. Itulah sebabnya, permintaan furnitur kayu mahoni lebih tinggi, terutama untuk dua benua tujuan ekspor tersebut. Jika jati lebih dikenal karena daya tahan dan ketangguhannya, mahoni memiliki nilai jual dalam hal estetika karena memberikan kesan yang mewah.
Persyaratan Mebel Kualitas Ekspor
Seperti halnya produk lain, tidak mudah menjual furnitur atau produk furnitur dengan target pasar luar negeri. Setidaknya, ada beberapa persyaratan dan kualifikasi khusus yang harus dipenuhi agar produk furnitur layak dijual di luar negeri. Banyak masyarakat luar negeri yang mendambakan kamar set jati Jepara, namun itu harus disertai dengan kualitas internasional. Berikut ini adalah beberapa kriteria dasar untuk produk mebel untuk mencapai pasar ekspor.
Persyaratan Bahan Baku Kayu
Meskipun Indonesia adalah salah satu produsen kayu paling terkenal di dunia, nyatanya, mengekspor kayu ke luar negeri bukanlah perkara mudah. Ada sejumlah hal yang harus diperhatikan agar pengusaha furnitur Jepara dapat menjual produknya ke luar negeri, termasuk di antaranya:
- Spesies kayu bukan spesies yang dilindungi
- Kadar air kayu berkisar dari 8% hingga 12%
- Bahan kayu telah menjadi sertifikasi SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu)
Jenis Mebel untuk Pasar Ekspor
Indonesia dikenal sebagai negara tropis, oleh karena itu, permintaan furnitur jenis ini lebih banyak pada furnitur dengan bahan alami (alami) seperti kayu, rotan dan bambu. Berbeda dengan industri furnitur dengan bahan kayu olahan seperti kayu lapis atau papan partikel. Tidak seperti kayu lapis, kursi kayu jati akan bertahan jauh lebih lama.
Oke, itulah beberapa kriteria furnitur khas Jepara untuk memenuhi pasar ekspor.